Minggu, 26 April 2020

9 Cara Mendidik Anak Yang Benar Yang Harus Dilakukan Orang Tua

9 Cara Mendidik Anak Yang Benar Yang Harus Dilakukan Orang Tua |  Sebagai orang tua kita menginginkan yang terbaik untuk anak-anak kita. Bahkan kita menginginkan anak lebih baik dari kita sebagai orang tuanya. Lebih baik akhlaknya, lebih baik pendidikannya, lebih baik masa depannya dan semua menjadi lebih baik dari kita.

Untuk mewujudkan impian tersebut, maka kita sebagai orang tua terus berupaya mendidik anak-anak kita agar terus tumbuh kembang ke arah yang lebih baik. Namun terkadang, tanpa disadari kita sebagai orang tua banyak melakukan kesalahan dalam mendidikan anak-anak yang kita cintai.

Artikel cara mendidik anak yang benar ini tidak bermaksud untuk menggurui para pembaca blog Mang Waskim, melain ini untuk menasihati diri saya sendiri yang juga sebagai orang tua dari anak-anak saya. Isi artikel juga bukan semata-mata hasil pemikrian saya ataupun berdasarkan pegnalaman saya pribadi, melainkan hasil dari membaca dibeberapa artikel tentang parenting yang kemudian saya olah lagi menjadi artikel baru dan sudah disesuaikan dengan pemahaman saya.

9 cara mendidik anak yang benar yang harus dilakukan orang tua juga bukan sebuah kebenaran absolut yang menyebabkan cara lain mendidik anak menjadi salah. Ini hanya sedikit cara yang saya ketahui dari membaca dan saya yakin ada banyak cara lain cara mendidik anak yang benar.

9 Cara Mendidik Anak Yang Benar

1. Berikan Pengawasan Secara Proporsional

Tumbuh kembang anak harus diawasi agar terus berada dalam rel yang dikehendaki. Tapi juga bukan berarti mempersempit dan mengikat anak sehingga terbelenggu. Hal ini justru akan menghambat tumbuh kembang mental anak. Berikan pengawasan seabgai sarana controling terhadap perilaku anak dan pergaulan anak.

2. Jadilah Pendengar Yang Baik

Anak bukan sebuah obyek yang hanya bisa mendengar, tapi juga ingin didengar. Kita sebagai orang tua harus bijak dalam bersikap. Jangan hanya mendikte dan ingin semua perintah dan nasihat didengar oleh anak, tapi sewaktu-waktu luangkan waktu untuk mendengar keluh kesah anak, curhatan anak dan ungkapan-ungkapan perasaan anak.

3. Meluruskan Kesalahan Anak Dengan Bijak

Anak berbuat salah adalah sebuah kewajaran. Karena penalaran mereka terhadap baik dan buruk masih sangat minim. Tugas kita adalah untuk meluruskannya. Namun jangan terburu-buru memvonis bahwa anak bersalah. Lebih baik dengarkan dulu mengapa mereka melakukan sesuatu yang kita anggap salah. Jika sebuah kesalahan tidak berpotensi membahayakan anak, ada baiknya biarkan anak terlebih dahulu merasakan kesalahan tersebut. Tujuannya tidak lain, agar anak belajar dari kesalhannya kemudian berikan dukungan untuk memperbaiki kesalahan tersebut sehingga tidak akan terulang lagi di lain waktu.

4. Luangkan Waktu Bersama Anak

Seorang anak butuh kehangatan dan keakraban dari hubungan anak dan orang tua. Bukan semata-mata sebagai anak yang harus memiliki sekat pemisah dengan orang tua. Luangkan sekali waktu untuk bermain bersama anak. Bercengkrama bersama anak atau mungkin bertukar pendapat bersama anak.

5. Jangan Bertengkar Di Depan Anak

Sebuah hubungan suami istri tidak selamanya mulus tanpa masalah. Adakalanya kita berselisih faham dengan istri atau suami. Jika terjadi perselisihan, kontrol diri dengan baik. Jangan luapkan emosi disembarang tempat sehingga akhirnya akan terjadi pertengkaran di depan anak. Jika kita bertengkar di depan anak, maka akan mempengarui psikologi anak.

6. Konsisten Dengan Sikap dan Ucapan

Orang tua adalah tauladan terdekat dan terbaik untuk anak-anak. Janga biarkan anak menilai kita sebagai orang yang plin plan tidak bisa dipegang ucapannya. Meskipun mungkin terkadang harus mengorbankan perasaan, demi menjaga sebuah konsistensi itu harus dilakukan. Misal, anak minta dibelikan jajanan yang kita anggap membahayakan kesehatan. Kemudian kita bilang kepada anak bahwa tidak boleh membeli dan memakan jajanan tersebut karena tidak baik untuk kesehatan. Kemudian anak merengek bahkan nangis menjerit-jerit. Jika itu terjadi di tempat umum, mungkin kita akan merasa malu karena ulah anak. Kita tidak ingin dicap sebagai orang tua yang pelit dan lain sebagainya kemudian mengabulkan permintaan  anak. Jika ini terjadi, maka anak akan menilai kita tidak konsisten, sehingga akan melakukan hal yang sama ketika meminta sesuatu tidak dikabulkan.

7. Ikuti Kata Hati atau Nurani

Orang tua apalagi ibu, memiliki ketajaman nurani yang luar biasa. Gunakan nurani tersebut untuk mendidik mengarahkan anak ke arah yang lebih baik. Ikuti kata nurani untuk mendidik  anak, jangan sampai terkalahkan dengan hal-hal diluar nurani kita.

8. Batasi Durani Anak Nonton TV dan Bermain Game

Anak perlu hiburan. Salah satu hiburan yang murah meriah adalah nonton tv dan bermain game. Tapi jangan biarkan anak sampai berjam-jam didepan TV atau komputer untuk bermain game. Karena ini akan membuat anak menjadi malas.

9. Jangan Semuanya Diukur Dengan Materi

Mungkin kita bisa mendatangkan uang sebanyak yang kita inginkan. Tapi perlu kita ketahui bahwa tujuan dari mencari harta yang banyak adalah untuk membahagian keluarga dan anak-anak. Namun bernarkah kebahagiaan hanya dikur dengan banyaknya harta. Belum tentu. Banyak anak broken home justru dari kalangan kaya raya. Hal ini karena orang tuanya sibuk bekerja mengumpulkan harta sehingga tidak memiliki waktu untuk bersama anak-anak. Hasilnya, anak-anak merasa tidak dipedulikan dan tumbuh menjadi anak pembangkang, penghambur-hambur harta dan lain sebagainya.

Itulah 9 cara mendidik anak yang benar yang harus dilakukan orang tua, semoga tulisan ini menjadi nasihat untuk saya pribagi sebagai orang tua pemula. Sebenarnya tidak pelajaran untuk menjadi orang yang baik, yang ada adalah belajar dari pengalaman hidup. Baik itu hidup sendiri  maupun hidup orang lain. Sebelum melakukan kesalahan, ada baiknya kita berkaca dari kesalahan orang lain. Bukan menjadikan kesalahan orang lain sebagai topik pembicaraan, tapi dijadikan sebagai bahan renungan agar kita tidak terjerumus pada lubang yang sama.